[..9]
Kanan Atas
Setaun LaLu, akhir duwa ribu sembiLan. Pas cuti panjang menyengaja ke dokter gigi karena berasa sakit, kurasa hanya kemasukan makan di seLaseLanya, tapi apa saLahnya check up sekaLian. Katakan saja pemanfaatan fasiLitas, ding!!! Begitu gigi dibersihkan, maLah divonis harus dicabut. Mpat gigi terakhir Lebih baik dicabut karena hampir tiada fungsinya, jeLas sang Diosi.
DaLam pikiran awam Langsung jawab YA. Diosi biLang: “Sekarang cabut satuw duLu, yang Lain menyusuL diberi jarak duwa mingguan yaa…”. “OK, sakit gak Doc? Pengaruh ke organ Lain seperti mata ndak to?” bertanya dengan poLos. “O, ndak ada pengaruh.” dijawab dengan cepat. “Nanti pake bius kan Doc?” masih bertanya dengan poLos. “Ya iyaLah!”, jawab Diosi dengan raut yang sepertinya mengatakan: “Aho ka omae? Cabut gak pake bius mah sakitnya kayak apah?”
Cairan dingin muLai diusapkan di gusi. LaLu terdengar suara ctak ctak ctak bak gunting yang dimainkan didaLam muLutku. SeLanjutnya krek krek krek, aku tau gigiku sedang dipaksa keLuar dari sarangnya. Dan pLek, gigiku sudah berada diatas meja, dengan cairan merah menyeLubunginya. Di daLam muLut diusapusap Lagi LaLu disumpaL kapas. Hooo… begini yang namanya cabut gigi, ndak sakit ho. Etapi satu jam berseLang, kok muLai cenutcenut yaa… wueee… ternyata pengaruh biusnya muLai hiLang, dan sakitnya muLai terasa… ehuehehehehe…
aw… aw… aw… (T_T)
Siip. Lanjutkannn…..